Rabu, 16 Oktober 2013

Syukur???



Syukur, apakah yang terbesit dalam pikiran Anda dari kata ini? Mungkin yang pertama kali kita pikirkan bahwa syukur adalah ucapan kita “alhamdu lillah” itulah wujud syukur kita yang mendasar. Hanya demikiankah syukur yang sesungguhnya? Tentu bukan, cakupan syukur sangat luas dan ucapan seperti itu tadi merupakan satu bentuk kecil dalam mengekspresikan rasa syukur kita. Kita bahasakan secara sederhananya saja, syukur adalah rasa terimakasih atau lebih tepatnya balas budi.
Apapun yang telah kita terima merupakan pemberianNya sebagai nikmat. Menekan pada kata ‘apapun’ dengan sebagai bandingan kata mutlak, segala yang diberiNya yang baik maupun buruk menurut kita., dan ataupun jika merupakan sebuah ujian. Maka semuanya termasuk nikmat yang harus kita syukuri. Jangan katakan ketika mendapat kebahagiaan saja kita bersyukur melainkan kala kita mendapat ujian kesedihanpun kita harus tetap mensyukurinya. Pasalnya Tuhan menciptakan ujian untuk hambaNya semata agar dia lebih dekat kepadaNya.
Kita misalkan saja ketika mendapatkan bencana alam seperti tsunami, sehingga seakan orang-orang di sekitar kita merasa dunianya telah berakhir tanpa harapan sama sekali sedangkan kita saat itu selamat dengan kesempatan untuk terus melanjutkan hidup. Seharusnya menanggapi hal demikian sikap yang tepat adalah kita tetap bersyukur mengingat bahwa kita masih  diberikan kesempatan sehingga bisa terus beribadah dan meraih ridha yang tinggi. Itu berarti Allah menginginkan dan mengizinkan kita agar bisa lebih dekat kepadaNya.
Takkan lupa juga kita akan firman Allah bahwa yang bersyukur  pasti akan ditambahkan nikmatnya. Sungguh sebuah ayat yang menjadi senjata pamungkas bagi para muballigh dengan segala ucapannya yang seakan benar-benar memahami maksud Allah. “Ya… cukuplah dengan mengucapkan Alhamdulillah, nikmat kita pasti akan bertambah kok” enak tho? Mantep tho?.
Substansi syukur sebenarnya adalah ketika kita menimbulkan perasaan untuk mengapresiasi apa yang telah Allah berikan. Apresiasi awal kita berbentuk ucapan lidah dan selanjutnya penghargaan kita terhadap nikmat itu dengan menggunakan apa yang diberikanNya sebaik mungkin di jalan Allah. Syukur bukanlah hanya menyangkut hubungan vertikal kita dengan Allah, tapi juga berhubungan horisontal sesama manusia. Mengingat satu makalah “man lam yasykurinnas lam yasykurillah” ketika dibantu oleh orang lain tindakan pertama kita adalah mengucapkan terimakasih dan atau kemudian kita akan membalas kebaikan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar